Hidup itu seperti sebuah perjalanan, begitu adanya seperti banyak orang ucapkan. Saya cukup setuju dengan kenyataan itu. Perjalanan yang kita mulai dari kita masih menjadi benih di rahim ibu kita sampai kita harus menghadapi kematian. Begitu pula perjalanan hidup yang saya lalui. Dalam dunia perkuliahan, saya sangat amat merasakan arti yang besar dari kehidupan. Saya sendiri merasakan kedewasaan saya bertumbuh di dalam dunia perkuliahan.
Banyak yang saya lalui dalam dunia perkuliahan ini. Salah satunya adalah cinta. Ini tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian remaja merasakan dunia percintaan. Dan sebagai "cewek" yang masih normal, saya sendiri juga merasakan dunia ini. Tulisan ini saya buat, ketika saya sudah melalui dunia perkuliahan ini. Sejujurnya ketika kita harus mereview kembali kenangan terdahulu, bukan hal yang mudah karena ingatan itu akan selamanya tersimpan di dalam memory hidup saya.
Seperti kata orang, pacaran itu hanya dapat dinikmati saat PDKT saja. Sejujurnya saya bukan tipe orang yang suka mendengarkan "quote-quote". Tapi setelah saya melalui semuanya, mungkin quote yang satu itu bisa didengar. yaaah that's why, experience is the best teacher. Saya masih mengingat jelas ketika saat manis manisnya awal-awal dunia percintaan, ketika saya tidak mengharapkan apapun namun ternyata saya mendapatkan sisi romantisme dalam pacaran, sebagai "cewek" normal, saya sangat tersentuh ketika saya pernah diberikan setangkai mawar, ketika saya pernah dijemput ketika saya sendiri tidak minta dijemput dan hanya karena dia tahu bahwa saya kelelahan, ketika saya pernah merasakan hangatnya pelukan ketika saya mendapat banyak masalah, ketika dia berusaha untuk menjadi yang terbaik, ketika dia berusaha untuk menjadi romantis bahkan bukan merupakan sifat aslinya. Jujur sebagai perempuan, hal kecil seperti itu membuat saya tersentuh.
Namun, apa daya, ketika ada pertemuan, pastilah ada perpisahan. Saya tidak pernah menganggap ada yang salah diantara kami. Mungkin kita sama-sama belum dewasa untuk menjalani hubungan ini. Dari sinilah keadaan memburuk. Jelas rasa sedih melanda. Yang dapat saya lakukan waktu itu hanyalah berdoa agar Tuhan memberikan jalan terbaik kepada saya. Banyak hal kemudian saya lakukan untuk menenggelamkan rasa sedih ini. Saya berusaha mencari kesibukan sana-sini agar saya tidak mempunyai waktu luang untuk memikirkan kembali perasaan saya.
Saya berusaha menyibukkan diri dengan apapun. Berusaha untuk tidak memberikan waktu lowong kepada otak saya untuk berpikir ataupun sekedar bengong. Ditengah kesibukan itu, saya menemukan jalan yang mungkin sudah disiapkan Tuhan untuk saya. Travel. Dari kecil, saya memang suka jalan-jalan. Bahkan ketika saya pacaran, saya suka mengeksplor tempat-tempat alam, bukan ke mall. Ketika travel mulai meracuni hidup saya, saya tahu bahwa traveling adalah jalan yang Tuhan berikan.
Travel taught me everything -- Sylvia, travel addicted
Banyak yang saya lalui dalam dunia perkuliahan ini. Salah satunya adalah cinta. Ini tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian remaja merasakan dunia percintaan. Dan sebagai "cewek" yang masih normal, saya sendiri juga merasakan dunia ini. Tulisan ini saya buat, ketika saya sudah melalui dunia perkuliahan ini. Sejujurnya ketika kita harus mereview kembali kenangan terdahulu, bukan hal yang mudah karena ingatan itu akan selamanya tersimpan di dalam memory hidup saya.
Seperti kata orang, pacaran itu hanya dapat dinikmati saat PDKT saja. Sejujurnya saya bukan tipe orang yang suka mendengarkan "quote-quote". Tapi setelah saya melalui semuanya, mungkin quote yang satu itu bisa didengar. yaaah that's why, experience is the best teacher. Saya masih mengingat jelas ketika saat manis manisnya awal-awal dunia percintaan, ketika saya tidak mengharapkan apapun namun ternyata saya mendapatkan sisi romantisme dalam pacaran, sebagai "cewek" normal, saya sangat tersentuh ketika saya pernah diberikan setangkai mawar, ketika saya pernah dijemput ketika saya sendiri tidak minta dijemput dan hanya karena dia tahu bahwa saya kelelahan, ketika saya pernah merasakan hangatnya pelukan ketika saya mendapat banyak masalah, ketika dia berusaha untuk menjadi yang terbaik, ketika dia berusaha untuk menjadi romantis bahkan bukan merupakan sifat aslinya. Jujur sebagai perempuan, hal kecil seperti itu membuat saya tersentuh.
Namun, apa daya, ketika ada pertemuan, pastilah ada perpisahan. Saya tidak pernah menganggap ada yang salah diantara kami. Mungkin kita sama-sama belum dewasa untuk menjalani hubungan ini. Dari sinilah keadaan memburuk. Jelas rasa sedih melanda. Yang dapat saya lakukan waktu itu hanyalah berdoa agar Tuhan memberikan jalan terbaik kepada saya. Banyak hal kemudian saya lakukan untuk menenggelamkan rasa sedih ini. Saya berusaha mencari kesibukan sana-sini agar saya tidak mempunyai waktu luang untuk memikirkan kembali perasaan saya.
Saya berusaha menyibukkan diri dengan apapun. Berusaha untuk tidak memberikan waktu lowong kepada otak saya untuk berpikir ataupun sekedar bengong. Ditengah kesibukan itu, saya menemukan jalan yang mungkin sudah disiapkan Tuhan untuk saya. Travel. Dari kecil, saya memang suka jalan-jalan. Bahkan ketika saya pacaran, saya suka mengeksplor tempat-tempat alam, bukan ke mall. Ketika travel mulai meracuni hidup saya, saya tahu bahwa traveling adalah jalan yang Tuhan berikan.
Travel taught me everything -- Sylvia, travel addicted
No comments:
Post a Comment