Siang itu, ketika matahari bersinar dengan teriknya, sapaan halus AC ruangan, dan perut yang sudah terisi membawa saya dalam keadaan hampir tidak sadarkan diri (baca: ngantukkkk). Oke sudah cukup bahasa verbal nan puitisnya hahaha. Jadi waktu dulu magang, ngga ada kerjaan, saya suka iseng buka tiket pesawat dan ternyata dapetlah tiket ke lombok seharga 1juta dengan rute JKT-LOP-JKT. Yes, tiket ke lombok memang tidak semahal yang dibayangkan kebanyakan orang. Langsung saya confirm ke5 teman saya secara mendadak dan untungnya semua menyatakan bisa jadi langsung di booking (hahahahaha)
Hari yang ditunggu tiba, kami mendarat di Praya, Lombok Internasional Airport pukul 14.00 WITA, dengan harap-harap cemas karena saat itu mulai masuk musim hujan. Karena saya tidak mau kesenangan saya akan pantai terganggu dengan hadirnya hujan.
Lombok dikenal sebagai negeri seribu mesjid, mengapa begitu? Hal ini dikarenakan 90% masyarakatnya adalah pemeluk agama Islam, berbeda dengan Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu, jadi tidak heran banyaknya mesjid di daerah Lombok. Namun dalam kapasitas saya kali ini, saya lebih menyukai menyebut Lombok sebagai negeri sejuta pantai, karena banyaknya pantai indah yang ada di Lombok ini.
Sebelumnya, saya memang sudah memesan travel tour private namun dengan tarif backpacker (yap, prinsip saya, traveling lengkap, ringkas, mudah, dan tetap murah). Jadilah di bandara kami dijemput dengan mobil avanza dan langsung menjalani trip hari pertama. Kami diantar untuk berkunjung ke pantai Lombok tengah bagian selatan. Ada 3 pantai yang kami kunjungi di hari pertama dan semuanya berjejeran.
Pantai Tanjung Aan
Pantai tanjung aan ini terletak di ujung Lombok tengah bagian selatan, letaknya yang terpencil membuat pantai ini cukup sepi, Jalan yang dilalui mobil cukup baik, namun ada beberapa titik, jalanan agak rusak sehingga menyulitkan pengemudi melalui jalan tersebut. Ada ciri khas di pantai ini, yaitu struktur pasirnya. Pantai atas pasirnya sehalus tepung, namun ketika agak menjorok ke dalam dekat laut, pasirnya berbentuk seperti biji lada. Di pantai ini, anda dapat berjalan-jalan mengunjungi batu berbentuk payung dengan menyewa kapal warga setempat, namun saya lebih memilih untuk mendaki bukit dan melihat keindahan pantai dari atas bukit, dan tentunya ini pengalaman yang luar biasa.
Say hello to Tanjung Aan Beach :)
Pasir berbentuk seperti biji lada
Landscape pantai Tanjung Aan
Mejeng dari atas bukit
View dari atas bukit
Berfoto diantara karang, dimana air laut sedang surut
Pantai Seger
Masih dalam 1 garis pantai, pantai seger terletak di bagian tengah, apabila pantai tanjung aan ada diujung, pantai seger ada di bagian tengah, pantai ini diapit oleh pantai tanjung aan dan juga pantai kuta. Pada saat ke pantai ini, air sedang surut sehingga memungkinkan kita untuk bermain sampai ke tengah pantai, namun tentunya saya memilih untuk menikmati pantai dari atas bukit karena viewnya yang lebih indah.
landscape pantai seger
Perjuangan mendaki bukit..
View Pantai Seger dari atas bukit
Pantai Kuta
Pantai Kuta memang tidak terdengar asing, namun ini pantai Kuta yang ada di Lombok, pantai Kuta yang sering kita dengar biasanya ada di Bali, kalau di Bali pantai Kuta ini sangat amat ramai, lain halnya di pantai Kuta Lombok ini, ketika saya mendatangi tempat ini, sepi sekali hanya terlihat beberapa anak kecil bermain pasir di pantai, dan karena sudah sore kami menyempatkan diri untuk minum es kelapa sambil memandangi pantai ini.
Landscape Pantai Kuta
Untuk hari pertama, kami memang dijadwalkan mengunjungi 3 pantai, ketika hampir malam, kami singgah di salah satu restoran khas yang menyajikan makanan ala Lombok yaitu Nasi Balap Pucung. Nasi Balap Pucung ini terdiri dari nasi putih, ayam suwir bumbu pedas, kacang, parutan kelapa, dan tentunya sambal. Dengan harga yang sangat murah, anda dapat mencicipi makanan yang luar biasa ini. Harganya di kisaran 15ribu. Letak restorannya ada di depan bandara persis, sebelumnya tour guide kami memang sudah mewanti-wanti bahwa kami harus meninggalkan daerah Lombok Tengah sebelum malam karena biasanya di daerah tersebut masih banyak preman-preman yang suka meminta uang untuk kendaraan yang malam hari masih melewati jalan tersebut. Karena kebetulan penginapan kami ada di Kota Mataram, maka setelah makan kami langsung menuju penginapan kami.
Nasi Balap Pucung
Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air
Yep, hari kedua kami menuju gili terkenal di Lombok, tidak afdol rasanya ke Lombok namun tidak mengunjungi gili gili terbaik Lombok. Gili Trawangan sudah sangat terkenal di kalangan wisatawan mancanegara, karena disinilah tempat biasa mereka menginap. Untuk menuju tempat ini, kami berangkat dari Mataram, perjalanan ditempuh sekitar 1 jam perjalanan darat menuju pelabuhan bangsal, tempat kami akan menyebrang dari daratan Mataram menuju Gili Trawangan. Dalam perjalanan, anda akan melewati hutan Pusuk, dimana monyet-monyet dibiarkan bebas berada di jalan raya, anda perlu berhati-hati karena terkadang monyet dapat melompat ke atas kaca mobil dan mengganggu pemandangan berkendara anda. Sesampainya di daerah pelabuhan, biasanya anda akan diwajibkan menggunakan delman (untuk menjaga kelestarian budaya setempat dan menambah penghasilan warga) dan anda akan dihantarkan ke ujung pelabuhan. Setelah membeli tiket, kami menunggu kapal yang akan membawa kami ke Gili Trawangan. Tiket yang kami beli adalah tiket kapal angkutan umum jadi wajar dengan harga murah namun harus mengantri. Sekitar mengantri 15 menit, kami segera berangkat dan perjalanan ditempuh dengan 30 menit perjalanan laut. Dan sampailah kami di Gili Trawangan. Gili terbesar dari ke3 Gili yang ada. Gili Trawangan dapat digambarkan sebagai mini Bali, karena kebanyakan disini adalah kaum wisatawan mancanegara, banyak hotel bintang 5 ada di Gili Trawangan, cafe, maupun boutique mahal, berbeda dengan Mataram. Jalan disini kecil, sehingga transportasi yang bisa digunakan antara lain sepeda ataupun delman. Karena tujuan kami ke Gili adalah untuk snorkeling. maka kami langsung menuju operator snorkling kami. Menunggu beberapa saat, kami pun berangkat ke tengah laut untuk snorkling. Pada saat itu, kami snorkling dengan 1 kapal penuh dengan wisatawan mancangara. Hanya kami ber6 dengan guide kami ber7 yang merupakan orang Indonesia asli. Snorkling dilakukan di beberapa titik, di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Kami singgah sejenak di Gili Air untuk makan siang, dan berlanjut menuju pelabuhan lewat Gili Air untuk kembali ke daerah Mataram.
Naik delman, tuk tik tak tik tuk..
Pelabuhan Bangsal
Gili Trawangan yuhhuuuuu
Friendship's photoshoot :D
Suasana di jalan Gili Trawangan
Snorkling time :p
Meet new friends..
Hello, we found "Kima".. Do you know Kima ??
"school fish"
"crowded"
yeah we found a turtle at Gili Meno
Yep we also found two nemo playing "petak umpet"
Makan siang di Gili Air dengan view menawan
Bukit Nipah
Setelah membersihkan diri sehabis snorkling, kami menuju bukit nipah. Dimana bukit ini ada di sebelah jalan, sehingga kami dapat turun berfoto sambil melihat pemandangan laut dengan latar belakang Gunung Agung yang ada di Bali.
Breathtaking view
Malimbu Beach
Malimbu terletak di Utara Lombok. Sejalan dengan arah Bukit Nipah menuju Mataram. Saat saya kesini, pantai sangat sepi, tidak ada pengunjung lain selain kami. Alhasil membuat kami menjadikan pantai ini sebagai ajang photoshoot :p, tidak salah mencoba jagung bakar sambil menikmati ketenangan pantai Malimbu. Setelah puas, kami makan malam di samping pantai Malimbu. Tentu makan seafood dengan harga terjangkau. Ikan bakar 3 ekor besar dengan nasi serta minum hanya diberandol dengan harga 100rb. Tentu ini sangat mengagetkan bagi kami kaum Jakarta yang dimana-mana makanan serba mahal. Enaknya lagi, makan disini serasa makan di kampung, dengan makan sambil lesehan, pemandangan pantai, dan sambil bercengkrama dengan warga sekitar. Sungguh pengalaman yang menakjubkan.
Landscape Pantai Malimbu
Foto duluuu..
Beautiful siluet after sunset..
Ayoo panggang ikannya pak..
Yum Yum..
Pantai Pink Tangsi
Yap hari ketiga, kami pergi ke Pantai Pink. Kenapa namanya Pantai Pink ? Yep. Ini karena pasir disini berwarna pink. Kebanyakan pantai mempunyai pasir berwarna putih, tapi tidak dengan pantai Pink di Lombok dan di Pulau Komodo. Pasir disini berwarna pink karena berkolaborasi dengan pecahan karang berwarna merah yang kemudian melebur menjadikan pasir di pantai tersebut berwarna pink. Pantai Pink ditempuh dengan menggunakan kapal kecil dari Tanjung Luar. Jarak dari Mataram menuju Tanjung Luar kira-kira 2 jam, maka perlu diperhatikan agar berangkat lebih pagi. Dari Tanjung Luar, menuju pantai Pink memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan laut apabila ombak sedang tenang. Sebenarnya, Pantai Pink ini dapat ditempuh menggunakan perjalanan darat, namun medan yang berat membuat perjalanan dapat memakan waktu 4-5 jam perjalanan darat. Kapal yang digunakan merupakan kapal sejenis kapal nelayan untuk menangkap ikan. Untungnya saat itu ombak sedang bersahabat sehingga kami dapat menuju Pantai Pink hanya dengan 1 jam. Saat itu memang terik, namun tidak menyurutkan semangat kami untuk pergi ke pantai itu. 1 jam tidak terasa karena kami mengakalinya dengan melakukan photoshoot tentunya :D. Dan alhasil, perjalanan ini membuahkan hasil.. Pantai Pink ini lebih indah daripada yang dibayangkan... Dengan pasir berwarna pink, gradasi laut yang menawan, pemandangan yang indah dengan gunung Rinjani sebagai latar belakangnya, dan dengan ketenangannya. Saat kami sampai di pantai ini, hanya kami yang datang sebagai pengunjung disana, tentunya membuat kami sangat nyaman untuk bermain dan tentunya berfoto. Pantai ini super duper indah. Sampai detik ini, Pantai Pink masih menjadi daftar pantai favorite teratas dalam list saya.
yeayy let's get lost
Ada sensasi tersendiri duduk di spot terdepan di kapal :p
Yeaaahhh.. photoshoott everywhere..
Sampaiii...
Lihat gradasi warnanya :)
Gunung Rinjani sebagai latar belakang foto :)
Yeaaaahh we love this beach..
View dari atas
Karang Bolong
Pasir Pink
Makan siang sederhana namun nikmat luar biasa :)
Ada hal unik ketika kami beranjak pulang menuju Tanjung Luar, tiba-tiba turun hujan, alhasil baju semua basah kuyub, sebenarnya kami memang sudah menyiapkan baju kering, namun yang kami persoalkan adalah dimana tempat untuk bilas dan mengganti baju, karena Tanjung Luar bukan pelabuhan umum, hanya tempat dimana tempat parkir kapal nelayan, namun untungnya, tour guide kami memiliki saudara di daerah itu, dengan senang hati mereka meminjamkan kamar mandi mereka untuk tempat kami bilas, bahkan sesudah itu mereka menyiapkan kudapan kecil untuk pengisi perut kami. Mereka sempat bercerita tentang Lombok, Pantai Pink, dan lainnya. Sungguh pengalaman yang luar biasa, kami dapat bercengkrama dengan masyarakat asli, banyak cerita yang kami dapat dan banyak ilmu yang kami terima.
Seafood 99
Tidak puas rasanya, kami ke Lombok tapi tidak mencicipi seafoodnya, maka kami membuat request untuk diantarkan ke restoran seafood terkenal di Lombok. Alhasil kami diantarkan menuju seafood 99 di Mataram. Restoran ini terletak di daerah perumahan, bukan di jalan raya. Kalau saya lihat di dindingnya, sudah banyak artis-artis makan disini. Pikir saya, pasti restoran ini memang sudah terkenal dan harga juga akan mahal, namun apa dikata, perut lapar setelah seharian kami bermain di pantai, dan akhirnya kalap untuk memilih banyak makanan. Namun, ketika saya melihat bon, harga sangat murah. Dengan banyaknya makanan yang kami santap, kami hanya merogoh kocek Rp. 250.000,- untuk 7 orang dengan kapasitas makan kenyangg....
Makaaaannnnnnn
Kepitingg......
Oleh-Oleh
Karena hari ini adalah hari terakhir, maka kami berencana membeli oleh-oleh terlebih dahulu. Oleh-oleh yang dapat dibeli antara lain dodol rumput laut, madu sumbawa, susu kuda liar, baju, asesoris, dan mungkin yang agak asing adalah KANGKUNG.. yaaaaa, pasti anda semua tertawa terbahak-bahak mengapa kangkung menjadi oleh-oleh. Awalnya saya juga tidak mengerti ketika mama saya dari Jakarta menelepon langsung bukan untuk menanyakan kabar anaknya ada di pulau lain, tapi untuk memesan kangkung Lombok.. Karena saya anak yang berbakti dan budiman, maka saya menanyakan kepada tour guide untuk membeli kangkung khas Lombok yang katanya beda dari kangkung Jawa. Dengan senang hati, tour guide saya membawa saya ke satu tempat dan tempat itu adalah sawah milik ibunya. (hahaha). Sesampainya, tour guide saya segera membereskan kangkung tersebut. Dimasukkan ke dalam dus karena saya akan naik pesawat. 1 dus berisi 20 ikat besar. Saat itu saya memesan 2 dus, dan harga yang diminta hanya 35ribu untuk 2 dus tersebut. (shockk). Tentu saya membayar lebih untuk kedua dus kangkung itu. FYI, kangkung Lombok itu enak begeteeee.. Batangnya besar jadi ketika ditumis jadi garingg. Recomended buat jadi oleh-oleh. Tapi mungkin agak ribet karena dus harus dilobangi agar kangkung tidak cepat layu.
Pantai Selong Belanak
Ketika sudah puas berbelanja, maka kami mulai beranjak ke arah Lombok Tengah yang memang ke arah bandara, namun karena flight kami di jam malam, maka kami akan mengunjungi pantai lain di daerah Lombok Tengah. Pantai yang kami kunjungi adalah Selong Belanak. Pantai ini cukup banyak pengunjung ketika kami mengunjungi tempat ini. Berselancar merupakan kegiatan yang dapat dilakukan di pantai ini.
VW Hills
Daerah Lombok, terdapat tempat yang dinamakan VW Hills di perjalanan dari Pantai Selong Belanak menuju Pantai Mawun. Saya sendiri kurang mengerti mengapa dinamakan VW Hills, tapi yang saya ketahui adalah spot ini cukup terkenal di kalangan wisatawan, bahkan "lonely planet" sempat memasukkan VW Hills sebagai destinasi andalan Lombok. Apabila anda datang di musim kemarau, maka bukit yang dilihat berwarna coklat gersang, dan ketika datang di musim penghujan, anda akan melihat bukit hijau seperti bukit teletubies (hahaha). Kegiatan yang dapat anda lakukan ialah tidak lain berfoto sambil melihat pemandangan yang ada.
Ini dia pemandangan Indonesia dengan pesona bukit dan pantai
Foto di pinggir jalan dengan latar belakang bukit hijau
VW Hills become Avanza Hills :p
Pantai Mawun
Pantai Mawun masih berada dekat dengan daerah pantai Selong Belanak. Pantai yang diapit oleh 2 bukit ini cukup tenang. Banyak wisatawan datang untuk bersantai ataupun sekedar bermain air di pantai ini.
Desa Sasak Sade
Yap, FYI, Lombok adalah daerah dimana masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai kebudayaan. Hukum adat masih berlaku keras disini. Contohnya, apabila ada sepasang muda mudi pergi larut hingga lewat dari jam 10 malam, maka keduanya harus segera dinikahkan. Memang tidak semua di daerah Lombok menganut hukum ini, tapi sebagian besar masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai kebudayaannya. Salah satu tempat yang dapat kita kunjungi untuk melihat suku asli NTB adalah wilayah Desa Sasak Sade. Desa ini terletak dalam 1 kavling, dimana mereka cukup terbuka dengan kehadiran kita sebagai wisatawan yang ingin mempelajari kebudayaan mereka. Ini pengalaman yang luar biasa, selain menikmati pantai, kita disini juga belajar budaya Indonesia yang lain. Untuk masuk ke desa ini, kita tidak dipungut biaya namun kita diwajibkan memberikan sumbangan untuk masyarakat desa Sade. Kita akan diantarkan oleh guide khusus yang akan menceritakan tentang kehidupan di Sade. Rumah mereka tidak dibuat dari semen, melainkan dari tanah. Dan untuk memperkuat bangunan tersebut, tanah tersebut harus diolesi dengan kotoran kerbau, ini yang kedengarannya agak lucu, namun mereka percaya bahwa kotoran kerbau akan memperkuat tanah tersebut. Selain itu, rumah sengaja dibuat bertingkat, bukan bertingkat seperti di Jakarta, tapi ada 2 undakan, dimana di depan untuk tempat tidur ayah dan anak laki-laki sedangkan di dalam untuk ruangan dapur, wc, serta tempat tidur anak gadis yang masih belum menikah. Selain itu, disini ada kebudayaan dimana apabila anak laki-laki ingin menikah, harus ada prosesi mencuri si anak perempuan yang akan dinikahi. Pekerjaan wanita disini adalah membuat songket ataupun asesoris agar dapat dijual kepada wisatawan yang mengunjungi desa mereka.
Tanah yang baru diolesi kotoran kerbau, dan dihinggapi banyak lalat
Dibawah untuk tempat tidur ayah + anak laki-laki, di dalam untuk wc, dapur, dan tempat tidur anak perempuan
kesempatan belajar memintal benang
Songket hasil buatan warga Sade
Lumbung untuk menyimpan beras
Tips dan Trick:
1. Lombok adalah daerah bermayoritas muslim, alangkah baiknya kita menghormati mereka dengan tidak berpakaian terlalu terbuka. Lain hal dengan Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air yang sudah terbuka dengan kebiasaan wisatawan asing menggunakan bikini. Selain itu, alangkah baiknya kita menghormati budaya setempat, karena mereka punya hukum-hukum adat tersendiri.
2. Akan banyak para penjual asesoris di setiap pantai, apabila tidak berniat membeli jangan menunjukkan sikap ingin membeli.
3. Untuk perjalanan ini, saya mengeluarkan bujet untuk 1 orang sebesar 2,5juta sudah include makan siang, tapi tidak makan malam, tiket pesawat JKT-LOP-JKT, homestay yang bersih (AC+kipas angin+TV+kamar mandi dalam+breakfast), tour (bensin+mobil+supir), dan tour snorkling di Gili.
Saya memang sengaja tidak memasukkan makan malam dalam perhitungan tour agar kami juga dapat mencoba makanan khas Lombok seperti nasi balap pucung, kangkung plecing, dan ayam taliwang.
Kangkung Plecing
Ayam taliwang
4. Ambil flight kembali ke Jakarta pada malam hari agar dapat menikmati sisa 1 hari di Lombok dan dapat menikmati indahnya Jakarta pada malam hari dari atas langit :)
like diamond in the sky
5. Jangan lupa juga mencoba seafood khas Lombok, selain harganya murah, rasanya pun enak.
6. Perjalanan dari Tanjung Luar menuju Pantai Pink cukup memakan waktu, anda harus dapat menyiasatinya karena kapal yang digunakan pun kecil. Susah untuk tidur maupun yang lainnya. Tips saya, bereksperimen dengan foto akan melupakan anda tentang perjalanan tersebut.
7. Di Pantai Pink, tidak ada restoran besar, hanya ada 2 warung kecil yang menjual indomie dan minuman saja, saran saya lebih baik membawa makanan kotak sebelum pergi ke Pantai Pink.
8. Di Lombok, tidak ada tempat khusus untuk membeli oleh-oleh khas Lombok seperti pasar sukowati di bali, namun apabila anda ingin membeli kerajinan tangan, anda dapat membeli di daerah pantai Senggigi (Pantai ini berada dekat dengan Pantai Malimbu, dimana lebih banyak hotel dan cafe-cafe)
9. Jangan lupa untuk membawa "kangkung" sebagai oleh-oleh anda. Rasa kangkungnya memang lebih nikmat. Jangan lupa untuk membolongi kardusnya agar tidak cepat layu.
10. Berfotolah di jalan. Karena jalan di Lombok cukup sepi, anda dapat berfoto dengan latar belakang yang sangat indah.
11. Nikmati pantai di Lombok, masih banyak pantai menarik lainnya. Namun, yang paling saya nikmati adalah ketenangannya. Karena pantai di Lombok tidak seramai di Bali. Hanya Lombok, dimana saya berpikir suatu saat nanti saya akan kembali ke tempat ini untuk menikmati pantainya :)
Jadi, kapan anda berkeliling Lombok ? Lombok bukan hanya Gili Trawangan kawan :)
Sylvia,
Penikmat Pantai Sepi (PPS) ^^
NB: Saya akan mengadakan acara besar di Bulan Mei 2015. Untuk anda yang penasaran, tunggu di blog selanjutnya ya :)





































